GUGAH RASA
Gugah Rasa, Sebelum melakukan meditasi panelangsa, pada tingkat pertama Manunggaling Kawula Gusti
Dalam ajaran Manunggaling Kawula Gusti ada istilah gugah rasa, ini di
lakukan sebelum Meditasi Panelangsa (tingkat 1 ». semua ada 9 tingkat
di dlm ajaran manunggaling kawula gusti ). Karena konsekuensi dunia
material cenderung meningkat, sedang kaweruh spiritual orang jawa kian
gersang. Kita mencoba untuk memahami kembali Puasa sebelum gugah rasa
sebelum memulai meditasi panelangsa, bagi orang jawa yg dapat memberikan
pencerahan spiritual tingkat tertinggi dengan berbagai spirit yang
penuh dengan kesakralan dan religiusitas. Hakikat Puasa menurut ” Wulang Reh “.
Sri Pakubuwono IV telah memberikan wewaler, peringatan, pada anak
cucunya untuk pengekangan nafsu. Peringatan itu tertuang dalam
karyannya. Serat Wulang Reh, yang di tulis pada hari
ahad kliwon, wuku Sungsang, tanggal ke-19, bulan besar, mongso
ke-delapan, windu sancaya dan di beri sengkalan: Tata-guna-Swareng-Nata (
1735 ), bergelar: Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono Senopati
Ing Ngalogo Abdur Rahman Sayyidin Panotogomo IV. Nama kecilnya adalah
Bandoro Raden Mas Gusti sumbadyo, Putra Pakubuwono III dengan Kanjeng
Ratu Kencana.Dalam pupuh II Tembang Kinanthi ia menulis: “Podho
Gulangen Ing Kalbu, Ing Sasamita Amrih Lantip, Ojo pijer mangan nendra,
ing kaprawiran den kesthi, Pesunen sariraniro , Sudanen dhahar lan
guling. (Wahai, asahlah di dalam hatimu biar tajam
menangkap isyarat isyarat ghaib. jangan terlalu banyak makan dan tidur,
kurangilah hal tersebut, cita citakan kaprawiran ” keluhuran budi “,
agar bisa mengekang diri) “.
Inti yang cepat di tangkap dari wejangan ini menyangkut pada
pengendalian diri dan cara yang harus di tempuh adalah dengan perpuasa.
Hakekat Puasa adalah pengekangan diri, karena alam duniawi banyak
memberi godaan. Silau dengan kemewahan, apalagi kalau sedang mendapat
suka cita yang berlebihan, ” Maka kaprayitnan batin (kewaspadaan akan
terkurangi.
Manusia akhirnya akan terbelenggu nafsunya. Nafsu yang bersumber dari
dirinya sendiri.Nafsu merupakan sikap angkara yang dalam Wulang Reh di
sebutkan terdiri dari 4 macam , yaitu :
- Lawwamah, Bertempat di perut, lahirnya dari mulut ibarat hati bersinar hitam. Akibatnya bisa menimbulkan dahaga, kantuk dan lapar.
- Amarah, artinya garang bisa menimbulkan angkara murka, iri dan emosional. Ia berada di empedu, timbulnya lewat telinga bak hati bercahaya merah.
- Sufiyah, Nafsu yang menimbulkan birahi, rindu, keinginan dan kesenangan. Sumber dari Limpa timbul lewat mata bak hati bercahaya kuning.
- Muthmainah, Berarti rasa ketentraman. Punya watak yang senang dengan kebaikan, keutamaan dan keluhuran budi. Nafsu ini timbulnya dari tulang, timbul dari hidung bagai hati bersinar putih Lelaku Puasa.Ritualnya di mulai dengan reresik raga (membersihkan badan). Badan harus bersih dari kotoran dunia, caranya dengan siram jamas (mandi besar). Kalau perlu menggunakan kumkuman ( rendaman ) bunga lima warna, Mawar, Melati, Kenanga, Kanthil putih, Kanthil kuning.
Doa untuk Mandi
Waktu mandi membaca doa ” Ingsun Adus Ing Banyu Suci, Kang adus badan
sejati, Kakosokan nyowo sejati, Amulyaaken kersane Pangeran (Aku mandi
di air suci, Yang mandi badan sejati, membersihkan nyawa sejati,
memuliakan takdir Illahi.
Jam Puasa
Lelaku, jangka waktu puasa ini sehari semalam yang di mulai pukul
17.00 WIB di akhiri pukul 17.00 WIB. lelaku puasa yang lebih bersifat
khusus. Jangka waktunya 3 hari.
Keistimewaan terletak pada nilai amalannya. Seseorang yang melakukan
puasa dina dulur ini, nilai amalannya hampir sama dengan puasa 40 hari.
Keistimewaan lain adalah terletak pada mustikanya. Tiga weton dan
buang sengkala. Ritual Puasa dina dulur ini selama 3 hari, dan harus
tepat pada hari Selasa Kliwon, Rabu Legi dan Kamis Pahing.
Tentu saja ini dari hitungan kalender jawa, atau umumnya dalam satu
bulan terdapat 3 hari yang berurutan ini. Tinggal kita saja yang
menentukan ada kesiapan atau tidaknya niatan yang mantap untuk
menjalankan lelaku puasa khusus ini.Jangka waktunya juga sama dengan
waktunya puasa puasa kejawen lainnya. Dimulai (sahur) pada pukul 17 WIB
di akhiri (Berbuka) pada pukul 17 WIB hari berikutnya. Demikian juga
kesiapan jiwa raga seseorang yang hendak berpuasa.
Siram Jamas (Mandi Besar)
Di pagi harinya, sebelum meditasi panelangsa wajib melakukan
pembersihan diri dengan cara “siram jamas ” (mandi besar) lebih baik
kalau menggunakan kumkuman (rendaman) bunga setaman yang baru di beli di
pasar. Cara mandi jamas ini tidak boleh sembarangan.
Rendaman bunga yang tercecer itu harus di kumpulkan dan di larung (di
buang) di sungai. Hal ini di dasarkan pada “sengkala” ( nasib
buruk/dosa dosa ). Termasuk sifat buruk dan nafsu dalam diri manusia
harus harus di buang jauh. Larung di maknakan di buang jauh. Sedangkan
sungai (muaranya menuju lautan bebas ) sebagai simbol dunia luas dan tak
terbatas.
Bubur Lima Warna
Bubur Lima Warna. Akan lebih sempurna bila dalam ritual larung ini di
sertakan sesajen berupa bubur lima warna. (1) Hitam, (2) putih, (3)
Merah, (4) Kuning dan (5) merah di beri titik putih. Lima warna ini
berarti menghormat pada “Keblat Papat Limo Pancer “. (Keblat 4 5 bumi
tempat berpijak ).
- Hitam berada di utara,
- merah di selatan,
- kuning bertempat di barat dan
- putih berada di timur.
Khusus Filosofi bubur merah bertitik putih, sebenarnya di artikan
penghormatan kepada orang tua. Bisa juga sesepuh (leluhur kita) baik
yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal. Namun dalam khasanah
kiblat tadi di maknakan pancer.
Tentang bubur lima macam ini bisa kita kaitkan dengan simbolisasi
bunga lima warna. Dan semua unsur ini di maksudkan sebagai pelengkap
sebelum melakukan puasa dino dulur. tetapi jauh di balik ini semua unsur
itu sebagai pendukung (kekuatan batin) dalam melaksanakan puasa.
Sekaligus penguat dan peneguh iman seseorang dalam menjalankan ritual
puasanya. Saudara-Saudara Halus/Sedulur papat kalimo pancer.
Saudara Empat
Orang Jawa tradisional percaya eksistensi dari sedulur papat (saudara
empat) yang selalu menyertai seseorang dimana saja dan kapan saja,
selama orang itu hidup didunia. Mereka memang ditugaskan oleh kekausaan
alam untuk selalu dengan setia membantu, mereka tidak tidak punya badan
jasmani, tetapi ada baik dan kamu juga harus mempunyai hubungan yang
serasi dengan mereka yaitu :
- Kakang kawah, saudara tua kawah, dia keluar dari gua garba ibu sebelum kamu, tempatnya di timur warnanya putih.
- Adi ari-ari, adik ari-ari, dia dikeluarkan dari gua garba ibu sesudah kamu, tempatnya di barat warnanya kuning.
- Getih, darah yang keluar dari gua garba ibu sewaktu melahirkan, tempatnya di selatan warnanya merah
- Puser, pusar yang dipotong sesudah kelahiranmu, tempatnya di utara warnanya hitam.
Selain sedulur papat diatas, yang lain adalah Kalima Pancer, pancer
kelima itulah badan jasmani kamu. Merekalah yang disebut sedulur papat
kalimo pancer, mereka ada karena kamu ada. Sementara orang menyebut
mereka keblat papat lima tengah, (empat jurusan yang kelima ada ditengah
).
Mar dan Marti
Mereka berlima itu dilahirkan melalui ibu, mereka itu adalah Mar dan
Marti, berbentuk udara. Mar adalah udara, yang dihasilkan karena
perjuangan ibu saat melahirkan bayi, sedangkan Marti adalah udara yang
merupakan rasa ibu sesudah selamat melahirkan si jabang bayi. Secara
mistis Mar dan Marti ini warnanya putih dan kuning, kamu bisa meminta
bantuan Mar dan Marti hanya sesudah kamu melaksankan tapa brata (laku
spiritual yang sungguh-sungguh) mereka itu selalu bersama kamu, menjaga
kamu dimanapun kamu berada. Mungkin kamu tidak menyadari bahwa mereka
itu menolongmu dalam setiap saat kegiantanmu, mereka akan senang, bila
kamu memperhatikan mereka, mengetahui akan keberadaan meraka. Adalah
bijaksana untuk meminta mereka supaya berpatisipasi dalam setiap
kegiatan yang kamu lakukan. Dalam batin, kamu mengundang mereka,
misalnya :
Saya Juga Hidup
Semua saudara halusku, saya mau meditasi panelangsa, bantulah saya (
ewang-ewangono ) artinya mereka itu akan membantumu, sehingga kamu di
bantunya ,Tetapi kamu jangan meminta partisipasi mereka pada waktu kamu
mau tidur, untuk hal itu kamu harus berkata: saya mau tidur lindungilah
saya (reksanen) pada waktu saya tidur, kalau ada yang mengganggu atau
membahayakan, bangunkanlah saya, sambil membaringkan badan ditempat
tidur sebelum menutup mata, dengan meletakkan tangan kanan didada,
menyentuh jantung, katakanlah : “saya juga hidup “.
Dengan mengenali mereka artinya kamu memperhatikan mereka dan
sebaliknya mereka pun mengurusi kamu. Kalau kamu tidak memperhatikan
mereka, mereka tidak akan berbuat apapun untuk menolongmu, mereka
mengharap supaya secepatnya kamu kembali ke asalmu, supaya mereka itu
secepatnya terbebas dari kewajibannya untuk mendampingimu. Ketika kamu
kembali ke alam kelanggengan, mereka juga akan pergi dan berharap diberi
kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dilahirkan sebagai manusia
dengan jiwa dan raga dalam hidup baru mereka di dunia.
Weton
Weton adalah peringatan hari lahir seseorang yang terjadi setiap 35
hari sekali. Untuk orang Jawa tradisional mengetahui wetonnya itu
penting dan harus diingat kapan wetonnya itu, dengan mengetahui tanggal,
bulan, tahun kelahiran seseorang bisa ditentukan hari wetonnya.
Pada saat weton biasanya akan dibuat semacam sesaji sederhana yang
berupa secawan bubur merah putih dan satu gelas air hangat. Pemberian
ini adalah untuk saudara-saudara halus, dengan mengatakan: ini untuk
semua saudara halusku, aku selalu ingat kamu, mengenali kamu, maka itu
bantulah dan jagalah aku. Sesaji sederhana ini juga untuk mengingatkan
dan bersyukur kepada ibu dan ayah, karena melalui merekalah kamu
dilahirkan dan hidup di dunia ini.
Doa untuk Tidur
Selanjutnya untuk mengingat dan menghormati para leluhur dan yang
paling penting untuk mengingat dan memuji Sang Pencipta , Tuhan Yang
Maha Kuasa. Cara yang lengkap untuk menyebut saudara-saudara halus
tersebut adalah: Mar marti, kakang kawah, adi ari-ari, getih puser
sedulur papat, kalimo pancer .- Bantulah saya – Jagalah saya pada waktu
saya tidur.
Ingat Selalu
Sebaliknya kamu menyebut nama mereka dengan lengkap sehingga kamu
menjadi biasa dengan mereka (jumbuh) misalnya untuk beberapa bulan.
Sesudah itu kamu boleh memanggil mereka semua: saudara halusku. Tetapi
pada saat kamu berdoa atau meditasi, kamu menyebut dengan nama lengkap,
juga pada saat kamu memberikan sesaji untuk mereka, katakanlah nama
mereka satu demi satu. Kamu hendaknya tahu bahwa kakang kawah dan adi
ari-ari adalah yang paling banyak membantu kamu. Kakang kawah selalu
berusa dengan sebaik-baiknya supaya semua keinginan dan usahamu
terealisir sedangkan adi ari-ari selalu berusaha menyenangkan kamu.
Oleh karena itu pada saat kamu akan melakukan hal yang penting atau
sebelum berdoa, sesudah menyebutkan nama lengkap mereka satu persatu,
ulangi lagi dengan menyebut kakang kawah dan adi ari-ari untuk
membantumu.
Sesaji untuk Saudara Empat
Selain memberikan sesaji kepada saudara-saudara halus kamu bisa
menyucikan diri, antara lain dengan cara berpuasa selama 24 jam, hanya
makan buah dan sayuran; makan nasi putih dan minum air putih; tidur
sesudah tengah malam atau tidak tidur sama sekali dan lain-lain. Ada
juga yang melakukan selama tiga hari berturut-turut, yaitu satu hari
sebelum weton, pada saat weton dan sehari sesudah weton yang disebut
Ngapit.
Dengan selalu meminta partisipasi dari saudara-saudara halusmu, ini
berarti kamu aktif secara lahir maupun batinYang melakukan sesuatu itu
bukan hanya aku, tetapi Ingsun yaitu aku-lahir, luar (jobo) bersama
dengan aku dari batin (jero). Maka itu orang Jawa yang mau melakukan hal
penting berkata : Niat Ingsun. Dengan melakukan laku gugah rasa sebelum
melakukan meditasi panelangsa , supaya hidupnya selamat dan
sejahtera,dan untuk penghayatan ilmu sejati dlm taraf dasar Manunggaling
kawula Gusti. Rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar